Senin, 30 Desember 2013

0

The Beautiful Child -- Venus: Duka Lara si Gadis Cantik -- Torey Hayden

Venus: Duka Lara si Gadis Cantik, atau terjemahan dari The Beautiful Child adalah buku kedua Torey Hayden yang kusambar dari perpustakaan kota.



Judul: Venus: Duka Lara Si Anak Cantik
Penulis: Torey Hayden
Penerbit: Qanita (Mizan Group)
Cetak: Juni 2004
Harga: Rp 44.000,00
Tebal: 612 halaman

Berikut ringkasan ceritanya :

Tantangan yang dihadapi Torey kali ini adalah Venus. Tak jelas apa yang diderita anak ini - bisa jadi dia tunarungu, menderita kerusakan otak, atau kelainan mental. Yang pasti, keadaannya hampir-hampir katatonik - layaknya tanaman, dia hidup tapi tidak merespons orang-orang di sekelilingnya. Teman-teman sesama guru yang mengenal keluarga besar Venus yang berantakan (Ibunya mantan pelacur dengan 9 orang anak dan seringkali berganti-ganti pasangan. Beberapa orang anaknya berkebutuhan khusus dan beberapa lagi ada dipenjara) memperingatkan Torey untuk tidak terlalu banyak berharap pada muridnya yang satu ini. Namun, seperti biasa Torey tak kenal kata menyerah.

Kesabaran dan dedikasi Torey membuahkan hasil ketika gadis tujuh tahun itu menunjukkan minat pada tokoh komik She-Ra, Sang Dewi Kekuatan. Dari situlah kisah-kisah yang melatari keadaan Venus mulai terkuak -- kisah-kisah yang hampir tak tertanggungkan oleh Torey, di tengah keharusan menghadapi persoalan murid-muridnya yang lain dan seorang asisten dengan prinsip pengajaran yang benar-benar berseberangan dengannya (Julie). Dan ketika jemari kaki Venus harus diamputasi hipotermia, terkuaklah peristiwa mengerikan yang selalu dialami Venus dalam keluarganya. Dokter yang memeriksa Venus menemukan banyak sekali luka dan beberapa tulangnya menunjukkan pernah patah, selain itu ditemukan bekas ikatan di kedua tangannya. Kemudian, Venus menderita Hipotermiapun karena dipaksa untuk tidur di kamar mandi tanpa pakaian dengan suhu di bawah 0 derajat selama berbulan-bulan. Sungguh mengenaskan.

Berikut ini adalah beberapa gambaran tokoh-tokoh dalam buku tersebut :

1. Billy : Berusia 9 thn, mempunyai agresifitas liar, kelebihan tenaga, terlalu percaya diri, selalu berkomentar dengan lancang, dan temperamen yang meledak-ledak. Awalnya ia adalah tokoh paling memuakkan. Ia selalu membantah Torey, mengumpat-umpat dan mengejek Venus dengan julukan cewek psiko. Belakangan kemudian baru diketahui bahwa Billy ternyata termasuk anak jenius dengan IQ 140. Karakter Billy ini kemudian justru menjadi karakter favoritku di sini. Terutama setelah ia bersahabat dengan Jesse dan lalu dengan polosnya berkata bahwa kelas Torey adalah kelas terbaik baginya. Dengan mengesampingkan kelancangannya, beberapa pendapat Billy tentang ras kulit hitam dan putih dan juga tentang hal lain memang benar-benar mencerminkan kecerdasannya yang di atas rata-rata. Pelan tapi pasti ia berkembang menjadi karakter yang lebih simpatik dan berempati terhadap karakter lainnya terutama Jesse.

2. Jesse : Berusia 8 thn, menderita syndrome tourette (kontraksi otot berulang-ulang yang tak terkendali).  Jika panik, merasa terancam atau jengkel, otot-ototnya akan semakin mengejang tidak terkendali dan ia mengelurkan dengkingan suara yang sangat mengganggu. Syndrome tersebut menyebabkan Jesse amat terbelakang dalam akademik, walaupun sebenarnya IQ Jesse baik-baik saja. Jesse amat mudah marah dan bisa jadi sangat mengerikan bila sudah menyerang. Akhirnya ia bersahabat dengan Billy.

3. Shane dan Zane : Keduanya kembar identik dan berusia 6 thn, menderita FAS (Fetal Alcohol Syndrome - Syndrome alkohol janin yang disebabkan sang ibu yang terlalu banyak meminum alkohol saat mengandung). FAS mengakibatkan Shane dan Zane mempunyai fisik yang kecil bak peri, IQ dibawah rata-rata, hiperaktif dan gangguan konsentrasi parah.
4. Gwennie : Menderita HFA (Hight Function Autism - Autisme fungsi tinggi), obsesi berlebihan dengan negara-negara asing, mengoleksi pinsil berwarna kuning, peka terkadap rangsangan visual dan auditory tetapi cerdas dalam akademik. Dia bergabung di pertengahan tahun ajaran baru. Ia sangat hapal fakta-fakta geografis, kultural dan sejarah semua negara-negara asing! (Kau tahu kadang aku sangat iri dengan anak-anak autis. Mereka dilahirkan untuk jadi orang-orang yang super secara intelejensi!)

5. Alicia : Ia anggota paling terakhir kelas ini, menggantikan Gwennie yang pergi tak lama setelah ia masuk. Berumur 8 thn, Berbicara dengan Mimi (tangan kanannya) dan cenderung untuk mengucapkan kalimat-kalimat aneh. Keberadaannya kemudian terbukti sangat membantu Torey karena ia gemar berbicara secara intens dengan Venus walau komunikasi yang terjadi tentu saja lebih sering satu arah. Ia bersahabat dan memperlakukan Venus dengan sangat baik.

 Buku ini benar-benar membuktikan kesabaran Torey sebagai guru yang patut diacungi jempol. Sekali lagi aku benar-benar kagum dengan kemampuan manajemen kelas Torey. Semenjengkelkan apapun muridnya, ia selalu berhasil memegang kendali dan diakui superioritasnya oleh murid-murid badungnya. Ia tak mudah putus asa mencoba satu metode lalu metode lainnya, agar kelasnya yang penuh dengan tukang berkelahi itu bisa bersatu. Akhirnya, metode modifikasi perilaku dengan menggunakan sistem lampu lalu lintas dan pemberian poster merah, kuning, hijau sebagai peringatan hukuman dan hadiah yang membuat para anak didiknya lambat-laun mulai bisa mengendalikan dirinya.

Namun, bagaimanapun Torey hanyalah manusia biasa. Di dalam cerita ini ia menceritakan bahwa ia justru tidak bisa menghadapi asistennya sendiri Julie, yang memiliki pandangan nilai-nilai yang bertentangan. Tidak, Julie bukan tipe pemarah yang menyebalkan, sebaliknya Torey justru tidak tahan dengan sikapnya yang seperti Santa dan terkesan permisif dalam menanggapi kenakalan anak-anak. Hehehe...aku senyam-senyum sendiri pas membaca ketegangan khas antara karakter Torey yang koleris-sanguin dengan Julie yang jelas-jelas mellow-phlegmatis.

0 komentar:

Posting Komentar

Salurkan Apresiasimu Di Sini Nyaaaw (^,^)v