Kover light novel yang menampilkan tokoh Takahashi dan Satou (iya, Satou itu nama cewek. Nama keluarga) |
Judul: My School Days Has Just Begun
Penulis: Okamoto Takuya
Ilustrator: Non
(Yaay! Ilustrator yang sama dengan yang di The Shut Ins)
Penerjemah: Stellani
Purwadihardja
Editor: Angga
Mahardika SP
Penerbit: PT Shining
Rose MEdia
Cetakan Pertama:
Januari 2016
Tebal: 368 halaman
Harga: Rp 66.000,00
"Sekolahku
adalah Sekolah Swasta Yaoyorozu Gakuen. Bila dibandingkan dengan sekolah lain,
kegiatan klub di sekolah ini memegang peranan yang sangat penting. Persentase
siswa yang ikut kegiatan klub dan komite sekolah melebihi 99,99%. Sampai ada
sebutan, 'kalau tidak masuk klub maka orang itu bukan manusia'." (halaman 3)
Dan salah satu orang yang masuk
kategori, 'bukan manusia' itu adalah Takahashi, tokoh utama kita.
Seorang anak lelaki kelas 2 SMA dengan pemikiran suram dan super pesimis.
Begitu suram sampai ia berpendapat bahwa cinta dan persahabatan hanyalah
konspirasi perusahaan iklan. Ia sudah menyerah untuk melatih kemampuan
komunikasinya dengan orang lain, sengaja tak bergabung dengan klub apa pun, dan
malah mengembangkan berbagai teknik "Life Hack" yang
membuatnya bisa bertahan di tengah gegap-gempita kawan-kawan sekolahnya yang
begitu menikmati masa muda. Salah satunya adalah dengan bermeditasi,
menghilangkan aura keberadaan di kelas saat jam istirahat. Jam istirahat adalah
masa paling berat bagi Takahashi karena semua oranxg asyik saling berinteraksi
kecuali dirinya.
Kesuraman dan kepesimisan itu sudah
terlihat dari caranya mendeskripsikan bunga sakura yang mekar tepat di tahun
ajaran baru.
"...Bunga
terindah yang ada di atas sana sekalipun, jika sudah menyentuh tanah akan kotor
terinjak-injak oleh lautan manusia. Yang tadinya cantik pun, akan terlihat
kotor." (hal 1-2).
***
|
Dan bagaimana bisa ada orang yang sampai
bikin klub junior curling dan kabaddi di
Jepang? Di situ misterinya. Mungkin Jepang saat ini (terutama di kota-kota
besar seperti Tokyo), benar-benar sudah mulai melting pot kaya
di USA.
Dari sini sudah mulai kelihatan
"khayalnya?"
Tunggu sampai fakta soal Takahashi
dibeber lebih lanjut. Nggak cuma jenius dalam bidang olahraga (saat masih SD),
ketika SMP ia pun bergabung dengan begitu banyak klub kebudayaan dan meraih predikat
jenius juga di masing-masing bidang. Mulai dari kare (kare???), rap, origami,
ayatori, ramalan, astronomi, etc... etc...
Luar binasa bukan?
Anehnya, kejeniusan Takahashi hanya
berlaku untuk kegiatan klub! Bukan kegiatan akademik. Bahkan saat ujian
kelulusan SMP dan masuk SMA pun ia harus belajar mati-matian di musim dingin
agar bisa melewatinya, layaknya murid biasa lainnya. Padahal, klub-klub yang
diikutinya pun berhubungan dengan bidang pengetahuan seperti sastra, astronomi,
biologi, dan lain-lain. Ah, mungkin apa yang dia ketahui dari klub itu tidak
muncul di ujian tertulis yah. Wajar sih.
Lalu kenapa orang secemerlang Takahashi
bisa tersingkir dari pergaulan?
[Spoiler Alert.
Lewati bagian ini, jika tidak ingin membaca spoiler:
Semua itu ada hubungannya dengan masa
lalunya yang kelam. Ternyata kelebihan-kelebihan Takahashi tersebut tidak
membantunya dalam memperoleh teman (dan menjadi teman) yang tulus. Karena
merasa jago, Takahashi pun mulai memperlakukan orang-orang di sekitarnya dengan
seenaknya. Alhasil tim dari berbagai klub olahraga junior itu pun
menyingkirkannya satu demi satu.
Setelah masuk SMP Takahashi melampiaskan
rasa sepinya dengan bergabung di berbagai klub budaya. Tidak dijelaskan apa
Takahashi pun semena-mena pada orang-orang yang kemampuannya ada di bawahnya.
Sepertinya ia cukup belajar dari shock yang ia terima di masa SD. Tapi kali
ini, justru karena ia terlalu serius dalam menekuni bidang-bidang itulah
anggota klubnya jadi tidak tahan. Akhirnya ia pun terus sendirian sampai naik
ke kelas 2 SMA. Spoiler Ends]
Saat ia sudah putus asa itulah, sesosok
malaikat (atau iblis???) imut bernama Satou muncul. Gadis yang
merupakan anggota OSIS di bagian pengelolaan klub ini tiba-tiba saja mendekati
dan membombardir Takahashi dengan pengetahuannya soal masa lalu cowok itu.
Tidak jelas darimana dia bisa dapat pengetahuan sedetail itu. Soal itu sampai
akhir pun tetap jadi misteri. Jadi simpulkan saja kalau dia dapat wangsit
langsung dari pengarang. Nah, Satou ini ternyata berambisi menjadi ketua OSIS,
dan untuk itu ia butuh dukungan dari berbagai macam klub sekolah yang jumlahnya
sampai melebihi 1000! (DANG!) Satou berniat memanfaatkan kejeniusan Takahashi
untuk mendapatkan dukungan klub-klub tersebut. Caranya adalah dengan membuat
satu klub baru yang fungsinya adalah menyelesaikan masalah klub-klub
lain.
Apakah Takahashi langsung mengiyakan?
Sebagai cowok, dia jual mahal dulu
tentu. Apalagi Satou kentara sekali ingin memanfaatkan Takahashi. Saat ditanya
keuntungan apa yang akan didapat Takahashi jika membantunya jadi ketua OSIS,
Satou malah menampakkan wajah datar. Setelah itu dia malah pura-pura tak kenal
dengan Takahashi. Kaget karena Satou tak segigih itu dalam memperjuangkan
dukungannya, akhirnya malah gantian Takahashi yang sampai bersujud-sujud demi
bisa bergabung dengan Satou. Laaaaah? Sampai di sini aku langsung jengkel sama
Satou. Baik di dunia fiksi maupun di dunia nyata, aku paling anti sama tukang
manipulasi begini. Susahnya... kalau nggak gitu cerita ini jadi nggak lucu
hhiaaah.
***
Klub Takahashi resmi dibuat. Berkat
bantuan cewek bernama Watabe, kenalan Satou dari klub media massa,
iklan bahwa klub Takahashi bisa menyelesaikan berbagai permasalahan klub mulai
mendapat respon. Klien pertama mereka adalah klub ramen yang membuka warung
ramen dan sepi pengunjung. Berkat nasihat Takahashi agar mereka menyesuaikan
cita rasa, harga dan porsi ramen untuk anak SMA, klub ramen berhasil
diselamatkan. Lalu... datanglah permohonan dari klub soba, klub udon, dan nagashi
somen. Semuanya klub mie! Huahaha... Klub di Yaoyorozu Gakuen memang nggak ada
yang beres!
Kemudian datang permohonan dari klub
yang "lebih mainstream", klub judo. Takahashi ditipu Satou yang
mengatakan bahwa sang ketua klub judo yang bernama "Inokuma
Tatsutora" adalah perempuan. Tapi kan nggak ada yang bilang kalau
"kemungkinan itu pasti benar"! Si Ketua judo tentu saja adalah lelaki
besar dengan tenaga monster. Karena judo sudah mewarnai kesehariannya sejak
kecil, dia sampai punya refleks membanting orang-orang yang mendekatinya.
Akibatnya semua anggota klub harus dirawat di RS! Dan demi membantu Inokuma
untuk mengontrol refleksnya ini Takahashi nyaris kehilangan nyawa.
Yang janggal memang bagaimana Takahashi bisa dengan mudah "recalling" dan "summoning" semua kemampuannya dengan spontan. Padahal, diceritakan bahwa dia sudah lama nggak melakukan semua kegiatan itu. Misalnya, dulu aku suka sekali main kibor, sampai bikin lagu. Nggak latihan berapa bulan aja, jari-jariku akan terasa asing dengan tuts-tuts kibor (hiks).Sense-nya bisa aja kembali lagi, tapi butuh waktu. Orang yang jago martial arts sekalipun juga begitu. Lama nggak melatih jurus atau latih tanding dengan rekan, kemampuannya pun akan menumpul.
Yang janggal memang bagaimana Takahashi bisa dengan mudah "recalling" dan "summoning" semua kemampuannya dengan spontan. Padahal, diceritakan bahwa dia sudah lama nggak melakukan semua kegiatan itu. Misalnya, dulu aku suka sekali main kibor, sampai bikin lagu. Nggak latihan berapa bulan aja, jari-jariku akan terasa asing dengan tuts-tuts kibor (hiks).Sense-nya bisa aja kembali lagi, tapi butuh waktu. Orang yang jago martial arts sekalipun juga begitu. Lama nggak melatih jurus atau latih tanding dengan rekan, kemampuannya pun akan menumpul.
Tapi Takahashi kan jenius. Jadi dia bisa
dengan mudah melakukan lagi semua kemampuannya yang tak terasah itu. Asem
sekali plot device Tensai Takahashi (si jenius Takahashi ini).
Tapi sekali lagi, di situlah lucunya. Arrgh...
***
Di luar dugaan, meskipun tahu dirinya
dimanfaatkan habis-habisan (plus sering dilecehkan secara mental dan
psikologis) oleh Satou, Takahashi menikmati kegiatannya yang baru. Dengan
berada di klub itu, ia jadi bisa berinteraksi dan dikenal para anggota klub
yang lain. Juga bisa memanfaatkan kemampuannya untuk membantu mereka. Mau tidak
mau walau Satou adalah tokoh berhati kotor yang menyebalkan, kita jadi
berterimakasih juga padanya (AARRGH).
[SPOILER ALERT. Lewati bagian ini jika tidak ingin membaca spoiler
[Selain berusaha meraih dukungan para klub, dia
ternyata berniat menghapus beberapa klub kecil yang anggotanya cuma sedikit dan
kegiatannya tidak jelas. Satou melakukan hal ini pun ada alasannya. Seribu klub
dalam satu sekolah! Bayangkan bagaimana repotnya sekolah dalam menganggarkan
dana untuk mereka kan. Dan membludaknya klub ini juga gara-gara ketua OSIS yang
bernama Ohanabatake, cewek super baik yang nggak bisa menolak permintaan siapa
pun. Ketua OSIS seperti inilah yang posisinya ingin digantikan oleh Satou. Hal
ini memicu pemberontakan klub. SPOILER
ENDS]
Ohanabatake. Gadis "malaikat" yang bertanggungjawab mengubah Yaoyorozu Gakuen menjadi "surga" bagi lebih dari 1000 klub. Sekaligus membuat para pengurus OSIS menderita "neraka" defisit anggaran. |
Dan akhirnya berujung pada disanderanya
Satou. Takahashi yang meski menguasai ilmu bela diri ternyata benci
kekerasannya pun terombang-ambing antara ingin menyelamatkan Satou atau pulang
saja dan nonton rekaman serial TV sejarah!
***
Yeah, membaca light novel ini
(sebagaimana light novel lainnya) harus sambil
membayangkan dan menyesuaikan logika seolah sedang menonton anime di atas
kertas. Untuk light novel ini, modelnya ya seperti nonton gag
anime super ancur (dalam artian positif) seperti Chuunibyou
Demo Koi Ga Shitai. Sifat suram Takahashi sendiri rasanya
familiar dengan sifat tokoh utama di anime OreGaIru.
Bahkan di author note,
setelah epilog novel ini, pengarangnya sendiri bilang kalau dia
menuliskan "cerita bodoh" ini sebagai refreshing
karena sebelumnya mengerjakan serial yang lebih serius. Benar-benar seperti
pelampiasan stress saja. Hahah... Stress yang menghibur orang lain.
Cerita ini cocok buat mereka yang sudah
terbiasa dengan cerita gila ala anime-anime yang kusebutkan di atas, dan ingin
mendapatkan sensasi letupan humor absurd di sepanjang ceritanya. Aku ngakak
terus saat membaca light novel ini.. di depan rekan-rekan kerjaku saat jeda
istirahat! Mereka sampai menatapku aneh.
Kekurangannya adalah... di satu titik,
aku mulai merasa lelah dengan keabsurdan dalam cerita ini yang seolah tanpa
jeda. Aku berharap ada twist yang mengharukan dan memancing
perenungan seperti anime genre slice of life dan komedi yang
lain. (Biasanya gag anime slice of life dimulai dengan
keabsurdan yang mengocok tawa, diakhiri dengan perenungan yang bisa bikin
menitikkan air mata. Tapi light novel ini absurd dari awal
sampai akhir!) Selain itu ada beberapa bagian humor yang susah dimengerti
karena ditulis dalam frase dan kalimat yang sangat panjang. Kalimat-kalimat
panjang ini begitu menggganggu, tapi sepertinya dari aslinya pun begitu.
Penerjemahnya pasti sudah berusaha dengan segala daya dan upaya untuk membuat
narasi dan dialognya bisa dimengerti oleh pembaca lokal. Dan... membuat humor
dari bahasa dan kebudayaan Jepang bisa tetap dimengerti oleh pembaca dari background bahasa
dan budaya kita pun pastinya butuh usaha keras.
***
After Read
Pada akhirnya, keseluruhan cerita ini
bisa menjadi perenungan tersendiri. Terutama soal hubungan antarmanusia.
Sebagai individu, wajar jika kita ingin menonjolkan kemampuan diri di depan
orang lain. Dan berada di atas biasanya rentan membuat kita menjadi sombong.
Dan akhirnya dibenci. Namun, orang yang pernah terpuruk karena melakukan
kesalahan seperti Takahashi pun bisa memiliki kesempatan untuk memperbaiki
kepribadiannya kan?
Di sisi lain, pernahkah kita meremehkan
usaha orang yang begitu terlihat sungguh-sungguh? Sadarkah kita mengapa dia
berusaha begitu gigih dalam membuktikan dirinya? Mudah kita mencela dan
mencibir. Baru jika orang itu sudah melejit dan melesat jauh di depan, barulah
kita terkagum, terheran, atau malah yang lebih buruk.... merasa iri bahkan
dengki?
Ternyata bukan kemampuan dan kehebatan
kita yang membuat keberadaan kita lebih berharga. Tapi bagaimana kita
memanfaatkan kelebihan itu agar berguna bagi diri sendiri dan sekeliling kita.
Seperti salah satu konsep dalam 7 Habits of Effective People, untuk sukses,
kita perlu bersinergi dengan orang lain, dan belajar untuk menyelesaikan
permasalahan secara win-win.
Dan bagian favoritku di sini adalah saat
tokoh bernama Kondou kun mengatakan justru karena ia awalnya tak
bisa baseball, setiap keberhasilan yang bisa ia raih begitu berharga dan
memicunya untuk berusaha lebih keras lagi sampai jadi benar-benar jago. Berbeda
dengan Takahashi yang langsung bisa menguasai semuanya sehingga tidak merasakan
pencapaian apa pun(kurang bersyukur kau, Nak Takahashi!)
Kita seringkali lupa bahwa di setiap
hasil selalu ada proses. Dan bahwa proses tidak akan membohongi hasil...
Sesuatu yang dipelajari dengan sekuat tenaga, justru terasa lebih berharga
daripada terus melakukan hal yang mudah saja kan.
Menarik, ketika melalui
kejadian-kejadian yang Takahashi alami di klub, hingga akhirnya dihadapkan pada
orang yang pernah ia perlakukan buruk di masa lalunya, Takahashi kemudian bisa
menyimpulkan, "Ternyata dulu aku pun tak bagus-bagus amat. Ternyata dulu aku
orang yang menyebalkan ya."
Dan berawal dari kesadaran itulah,
Takahashi mulai menghargai orang-orang yang ada di sekitarnya. Dan melanjutkan
hari sambil berpikir, "Masa sekolahku baru saja dimulai."
...By the way.... pengarangnya
sendiri bilang kalau ini adalah karya yang "bodoh", tapi aku kok
begitu serius sekali membahasnya. Jadi merasa bodoh sendiri. Huahuahuahauhau.
Kesan Tung-Tung setelah membaca Light Novel yang edan ini |